Meski cuma beberapa hari, tapi bisa
ngumpul sama keluarga besar itu adalah kado yang mahal, dan saya
benar-benar seperti anak kecil yang main tak tau waktu ^o^
Tahun
ini, Mbah mengadakan syukuran keluarga dengan menggelar pertunjukkan wayang dan
ketoprak semalam suntuk. Alhasil banyak sekali warga desa yang datang ke rumah
mbah untuk membantu ini itu, mempersiapkan acara selama beberapa hari. Semua
keluarga besar datang ke Jogja, termasuk pakde yang tinggal di Palembang.
Acaranya digelar Rabu kemarin
di halaman depan rumah mbah. Banyak sekali warung-warung dadakan berjubel aneka
makanan dan mainan. Pukul 7 malam acara dimulai dengan Pagelaran ketropak. Warga kampung ramai sekali berdatangan dan duduk untuk melihat. Kata
bulek, orang kampung sini sangat senang bila ada acara wayang dan ketropak
macam ini. Saya pun tak ketinggalan duduk manis disamping saudara yang ngerti
bahasa jawa :p Maklum.. bahasa yang dipakai dalam pertunjukan adalah bahasa
jawa alus.. sementara bahasa Jawa kasar aja saya masih nggak ngudeng,
haha. Little-little understand, saya menikmati pertunjukkannnya.
Terkadang dalam percakapan, diselingi guyonan yang mengocok perut dengan gaya
bicara lakonnya yang khas. Ada tari-tarian dan adegan berantem juga lho, wuss
wuss! \(‾o‾\) (/‾o‾)/ Pemainnya jumpalitan di panggung.
Disela-sela pertunjukan ketoprak, saya sama bulek makan bakso di salah satu warung dadakan depan halaman rumah. Angin malamnya dingin banget, dan menyantap bakso anget itu sungguh-sungguh kuahnya mengalir 'nyess gitu.. Sambil makan bakso, bulek cerita-cerita tentang Jaman dulu pas beliau seumuran aku. Menyingkap tabir rahasia mama waktu kecil, muehee, dan akhirnya saya menemukan bahan kecengan buat membalas mama nanti :p
Lanjut nonton acara
wayang jam sembilan-nan. Dalang wayang ini adalah Ki Sutono Hadi Sugito.
Beliau merupakan anak dari Dalang Ki Hadi Sugito, dalang yang cukup legendaris
di Yogyakarta. Ki
Hadi Sugito terkenal sebagai Dalang Jenaka nan cerdas. Di tangan beliau, wayang
seakan hidup karena kepandaiannya dalam menciptakan olah dialog sehingga
wawancara antara tokoh wayang seolah hidup dalam kehidupan nyata. Ki Hadi
Sugito pernah mengharumkan nama Kabupaten Kulon Progo di tingkat nasional
dalam bidang seni wayang kulit. Sayangnya pada 9 Januari 2008, beliau meninggal
karena sakit jantung. Nama Ki Hadi Sugito pun diabadikan menjadi nama jalan di
Kulon Progo oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai penghargaan kepada beliau. Kepiawaiannya memainkan
wayang ditularkan kepada kelima anaknya, termasuk Ki Sutono Hadi Sugito ini
:)
Sedikit-sedikit mengerti, lama nontonin wayang, akhirnya jam 12 saya
memutuskan untuk tewas dikasur. Padahal, disekitar saya mbah-mbah masih pada kuat, serius ngikutin ceritanya. Gelak tawa pun terdengar, saat sesekali Ki dalang melempar guyonan di sela-sela cerita. Mungkin karena saya kurang mengerti bahasa Jawa (padahal keturunan orang Jawa -,-), jadinya kurang bisa menikmati cerita wayang Ki Dalang, sayang sekali -_-
PS:
gambar-gambar ini diambil dari internet. Dokumen aslinya nggak tau dimana --